BPS Sulteng: Nilai Ekspor dan Impor menurun Sepanjang Awal 2025

EQOZMEDIA.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor dan impor di Provinsi Sulawesi Tengah sepanjang awal 2025 mengalami penurunan. Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Sulteng Simon Sapary di Palu, Senin (3/5/2025).

Nilai ekspor yang tercatat pada Januari 2025 senilai USD 1.709,61 juta. Jumlah ini mengalami penurunan 17,14% dibandingkan periode Desember 2024.

Ada tiga kelompok komoditas utama yang menjadi penyumbang terbesar nilai ekspor Sulteng kurun Januari 2025, yaitu besi dan baja senilai USD 1.025,03 juta dolar AS (59,96% dari total ekspor), nikel sebesar USD 308 juta (18,02%), dan bahan bakar mineral yang jumlahnya USD 171,58 juta (10,04%).

Tiga kelompok komoditas tersebut juga menjadi penyumbang nilai ekspor terbesar Sulteng selama periode Desember 2024.

Cina masih menjadi negara tujuan ekspor paling favorit sepanjang Januari 2025, menyusul Taiwan, lalu Korea Selatan, dan Vietnam. Sementara ekspor ke negara-negara tujuan lainnya bernilai kurang dari 10%.

Penjualan ke negeri Tirai Bambu, julukan Cina, kurun Januari 2025 menyentuh angka USD 832,09 juta atau setara 48,67% dari total nilai ekspor Sulteng.

Sedangkan nilai ekspor ke Taiwan mencapai USD 208,96 juta (12,22%), Korea Selatan sebesar USD 136,53 juta (7,99%), dan Vietnam senilai USD 94,10 juta (5,50%).

“Selama Januari 2025, keseluruhan transaksi ekspor melalui Sulawesi Tengah senilai 1.592,85 juta dolar AS, yang difasilitasi oleh Pelabuhan Bahodopi senilai 1.160,22 juta dolar AS atau 67,86 persen,” ujar Simon Sapary melansir ANTARA.

Fasilitator terbesar kedua yang mengakomodasi perpindahan barang dari Sulteng ke pasar luar negeri adalah Pelabuhan Kolonodale. Nilainya USD 184,04 juta dolar AS (10,77%). Kemudian diikuti Luwuk yang nilainya USD 101,06 juta (5,91%) dan Morowali senilai USD 147,53 juta (8,63%).

Senada dengan nilai ekspor, Kepala BPS Sulteng Simon Sapary mengungkapkan bahwa aktivitas impor Sulteng rentang Januari 2025 juga mengalami penurunan sebesar 32,73% dibandingkan Desember 2024.

Total nilai perdagangan barang dan jasa di Sulteng dari luar negeri kurun Januari 2025 sebesar USD 616,15 juta. Berkurang USD 299,76 juta dari periode bulan sebelumnya.

Komoditas yang mendominasi impor Sulteng berupa bahan bakar mineral senilai USD 127,21 juta alias 20,65% dari total nilai impor. Menyusul berikutnya impor mesin-mesin/pesawat mekanik senilai USD 105,33 juta, serta besi dan baja senilai USD 94,80 juta.

Secara berurutan, negara seperti Cina, Afrika Selatan, Rusia, dan Australia memiliki persentase kontribusi terbesar terhadap total nilai impor Sulteng. Total nilainya mencapai USD 497,95 juta.

Pelabuhan di Kabupaten Morowali, kata  Simon Sapary, menjadi gerbang utama masuknya barang-barang impor ke Provinsi Sulawesi Tengah. Nilai impor barang masuk sebesar USD 602,36 juta atau berkontribusi sebesar 97,76% dibandingkan pelabuhan bongkar impor lainnya yang ada di Sulteng.

“Sepanjang Januari 2025, Neraca Perdagangan Sulawesi Tengah mengalami surplus dari sisi nilai sebesar 1.093,46 juta dolar AS. Jika dibandingkan Desember 2024, nilai neraca perdagangan ini turun sebesar 4,70 persen,” pungkas Simon Sapary.

Penulis : Andi Baso