EQOZMEDIA.ID – Harga saham PT Vale Indonesia Tbk. (kode: INCO) berada dalam fase downtrend, terlihat dari penurunan beruntun harga sahamnya sejak dua tahun lalu. Bahkan penurunan ini mulai mendekati harga terendah seperti saat periode awal pandemi COVID 19.
Saat periode pergantian tahun 2022 ke 2023, harga saham INCO masih berada di atas kisaran harga Rp 7.000 per lembar. Namun, memasuki periode Maret 2025, harganya merosot jauh hingga menyentuh sekitar Rp 2.500 per lembar, hingga penutupan 17 Maret 2025.
Harga saham INCO bisa makin anjlok bila niat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengusulkan kenaikan tarif royalti progresif bijih nikel dan tarif royalti nikel matte terwujud.
Dalam Konsultasi Publik Usulan Penyesuaian Jenis dan Tarif PNBP SDA Minerba (8/3/2025), pemerintah mengusulkan kenaikan tarif royalti progresif bijih nikel dari 10 persen menjadi 14-19 persen dan kenaikan tarif royalti nikel matte—yang selama ini menjadi produksi utama PT Vale—dari 2 persen menjadi 4,5-6,5 persen.
Berdasarkan laporan Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, analis riset ekuitas dari PT Indo Premier Sekuritas, Senin (10/3), perusahaan nikel pasti terdampak oleh kebijakan kenaikan tarif royalti ini.
“Kami telah menyoroti beberapa kebijakan yang berdampak negatif terhadap sektor ini, dan di tengah menurunnya profitabilitas industri secara keseluruhan dibandingkan dengan 2-3 tahun sebelumnya, kami pikir mengenakan kenaikan tarif royalti hanya akan menambah beban bagi sektor ini,” ungkap mereka dalam keterangan resmi yang dikutip dari laporan riset PT Indo Premier Sekuritas.
Menurut Kementerian ESDM, tujuan kebijakan tersebut adalah untuk meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), meskipun belum ada jadwal pasti mengenai pelaksanaannya.
Forum Industri Nikel Indonesia (FINI) tegas menolak rencana tersebut. Ketua Umum FINI Alexander Barus mengatakan, kenaikan royalti nikel dinilai belum saatnya dilakukan. Pasalnya PNBP dari sektor mineral dan batu bara selalu melampaui target dalam lima tahun terakhir.
Jika pemerintah tetap kukuh menjalankan rencana tersebut, iklim investasi dikhawatirkan makin terganggu. Dampaknya bisa menurunkan daya saing produk hilirisasi.
Pertumbuhan ekonomi global saat ini, kata Alexander, juga masih tertekan akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina.
Belum lagi kebijakan pemerintah berupa kenaikan upah minimum regional, kewajiban penggunaan Biodiesel 40 yang lebih mahal, hingga aturan retensi Devisa Hasil Ekspor.
Permintaan produk nikel dunia juga menurun akibat peralihan industri kendaraan listrik ke baterai berbasis Lithium Ferro-Phosphate mengurangi permintaan nikel di pasar internasional. Ini menyebabkan harga nikel mencapai level terendah sejak tahun 2020.
Saham INCO termasuk yang terkena dampak. Seiring dengan penurunan laba bersih perusahaan dari AS$ 274,33 juta pada 2023 menjadi AS$ 57,76 juta pada 2024, harga per lembar saham INCO ikut merosot tajam.
Pada 2023, histori saham INCO sempat menyentuh angka Rp 6.800 per lembar, lalu pelan-pelan menukik jadi Rp 4000-an, Rp 3000-an, hingga Rp 2000-an per lembar setahun kemudian yang bertahan hingga tahun ini.
Lalu, bagaimana prospek saham INCO ke depan? Sejumlah pengamat menyatakan bahwa saham INCO tetap menarik untuk dilirik. Pembukaan fasilitas produksi baru di Pomalaa dan Bahodopi berpotensi mencatatkan tambahan penjualan bagi perusahaan.
Perusahaan juga berencana menjual bijih nikel (nickel ore) untuk memenuhi kebutuhan pabrik atau smelter dalam negeri.
“Di tengah pelandaian harga nikel, inisiatif INCO untuk menjual bijih nikel bakal menjadi katalis tahun ini,” tulis analis Michael Wildon dan Edward Prima dari Verdhana Sekuritas dilansir dari Bisnis.com (8/3).
Ina Sekuritas Indonesia, perusahaan sekuritas yang berdiri sejak 1990, memberikan rekomendasi “beli” untuk saham INCO karena dianggap berada dalam posisi yang baik untuk tumbuh signifikan.
Benny Kurniawan, analis dari J.P. Morgan & Co., mengungkapkan bahwa saham INCO cocok untuk investasi jangka panjang. Pihaknya bahkan menyematkan target harga mencapai Rp4.150 per saham sampai Desember 2025 untuk INCO.
@eqozmedia.id Ngopi, makan enak, dan main biliar kapan aja? Cuma di @jensbilliard Cafe & Resto, buka 24 jam nonstop! Terbesar & terlengkap di Palu!
♬ suara asli - eqozmedia